Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

Night love

 Selang infus Seokjin sudah di cabut tetapi Seokjin masih harus beristirahat di rumah sakit sampai keadaannya benar-benar pulih. Sekarang Seokjin sudah bisa makan tetapi masih tak bisa menampung banyak makanan.  Namjoon duduk disamping kasur Seokjin sambil membaca buku favoritnya. Baju kaos rumahan dan celana bokser hitam khas ciri-ciri bapak-bapak rumahan pada umumnya membuat Seokjin tiba-tiba terkekeh melihat penampilan suaminya itu yang jauh dari kata wibawa saat ini. "Kamu kenapa tiba-tiba ketawa gitu, sayang? Ada yang lucu?" tanya Namjoon lalu menutup buku bacaannya. Seokjin menangkup sebelah pipi Namjoon lalu menggeleng kecil, "Nggak ada kok sayang" jawabnya. Hari sudah semakin gelap. Hani mungkin sudah sampai di perkemahannya sejak tadi. Seokjin menatap Namjoon lalu mengigit ujung bibirnya, "Namjoon..." panggilnya dan Namjoon mengangkat alisnya kemudian menggenggam tangan Seokjin yang menangkup pipinya, "Yes, tomato?" "Aku minta maaf....

Panik

Hani berlari masuk ke ruang inap papanya yant jatuh sakit itu. Dia berlari kencang dan berakhir mencengkram pakaian milik Namjoon dengan kencang sambil menangis histeris. Dokter bilang, Seokjin keracunan karbon monoksida secara tidak sadar mungkin menghirup nghirup sesutau zat yang tidak dia sadari berasal darimana. Bisa jadi bau gas dari kompornya ataupun bau mesin atau bahan bakar mobil dan sebagainya.  Seokjin hanya perlu istirahat selama beberapa hari sebelum diizinkan untuk pulang kembali ke rumah.  "Daddy kenapa nggak langsung telepon hani? Hani ngerasa bersalah sama papa karena Hani biasanya langsung pulang kerumah. Sekarang papa sakit, Hani takut dad!" Lirihnya sambil memeluk Namjoon disamping Seokjin yang masih terbaring lemas belum sadarkan diri. "Maafkan daddy sayang, Daddy juga panik setelah menerima kabar papa mu pingsan dirumah. Ini juga salah daddy, padahal Papa udah minta anter ke dokter tapi daddy sibuk sama kerjaan sampe biarin papa kamu sakit gini, Dad...

Pacaran itu apa?

 Seokjin duduk di pinggiran kasur milih Hani sambil meminum coklat panas yang sudah dia siapkan untuk Hani dan dirinya juga beberapa potong kukis. Hani bersandar di sandaran kasur sambil memegang gelas mug nya dengan kedua tangannya. Ponselnya sudah ia berikan kepada Seokjin agar Seokjin bisa membaca pesan yang dikirimkan dari Soobin kepadanya. Seokjin mengangguk lalu tersenyum, ia menaruh gelasnya di atas nakas lalu pergi mengelus rambut hani, "Hani suka nggak sama Soobin ini?" tanya Seokjin. Hani hanya mengangguk kecil, "Soobin kan temen hani, hani harus sayang sama dia, pa." Jawabnya kecil. "Hmmm.. okay papa paham. Tapi hani pernah merasa nggak sebel sama Soobin kalau Soobin deket sama orang lain selain hani?" tanya Seokjin lagi. Hani hanya menggeleng kecil, "Kenapa harus sebel pa? kan setiap orang harus berteman. Hani malah seneng kalau Soobin banyak temen, jadinya Hani juga temennya banyak" timpal nya. Ah, anaknya ini memang belum mengerti c...

Main kerumah

 "Silahkan masuk nak" ujar Seokjin saat Soobin datang dan berdiri didepan rumahnya.  "Soobin-ah! Selamat datang dirumahku!" Hani menyapa Soobin dari arah kamarnya sambil menggendong si Bulbul. Soobin melambaikan tangan lalu menaruh tas selempang besarnya yang didalamnya ada kucingnya si Buaya. "Halo om, nama aku Soobin. Aku temen sekolahnya Hani, dulu sempet sekelas waktu kelas 10 sekarang udah beda kelas. Izin main disini sama hani ya, om." ujar Soobin sambil salaman di tangannya Seokjin. Seokjin mengangguk kecil lalu terkekeh, "Jangan om dong, Papa aja. Semua temen hani boleh panggil saya papa. Salam kenal ya Soobin" Soobin mengulum senyumnya sambil menggaruk pipinya, "Uhmm.. eung iya om, eh maksudnya pa! terimakasih sudah izinkan soobin untuk main disini" Seokjin mengangguk kecil. "Papaaaaa, tadi cookies nya udah jadi belum? Hani mau pa" ujar Hani sambil menggenggam tangan papanya manja. Seokjin terbahak kecil lalu menyenti...

Marry me, tomato!

Gambar
 Namjoon masuk ke toko Seokjin sambil mengantongi kedua tangannya di saku celana. Sesuai janjinya dengan Seokjin, hari ini ia menjemput tomat kesayangannya itu dan Seokjin menyambutnya dengan pelukan serta sedikit kecupan seperti biasanya.  Baju yang dikirim oleh Namjoon siang tadi, merupakan baju jas formal berwarna pastel sesuai warna kesukaan Seokjin. Seokjin telah memakainya, sudah pula merias sedikit penampilannya sendiri hingga terlihat sangat sempurna. Namjoon pun terkesima, kali ini Seokjin-nya benar-benar lebih indah. jauh lebih indah daripada penampilan biasanya.  Namjoon menggandeng tangan Seokjin dan menyuruh Seokjin duduk di seat mobil disebelahnya. Kali ini, Namjoon membawa supir pribadinya. Namjoon duduk di samping Seokjin lalu ia menggenggam tangan Seokjin sambil sesekali ia kecup dinding tangan kekasihnya itu dengan lembut. Dan akhirnya pun mereka berangkat ke tempat yang sudah Namjoon persiapkan. -- Seokjin begitu terkesima dengan pemandangan indah di se...

Persidangan terakhir

 Seokjin menangis dalam diam saat satu persatu bukti dikeluarkan. Seluruh saksinya baik Yoongi, Hoseok, Hyejin yang dipanggil satu persatu untuk memberikan kesaksian selama persidangan membuat persidangan kembali menemukan titik terangnya.  Taehyung dan Jungkook saling membuang pandangan mereka. Insiden pengakuan Jungkook kemarin, membuat Taehyung benar-benar dilanda rasa hancur yang sangat tak terbendung. Ia tak lagi percaya kepada siapapun selain dirinya sendiri. Jungkook yang sedari tadi hanya bisa melamun pun tak menyimak seluruh rangkaian dari persidangan ini. Hingga pada saat keduanya dipanggil kembali untuk bersaksi didepan hakim, Jungkook menghela nafas panjangnya lalu ia menatap Seokjin dan Taehyung, "Yang mulia, seluruh bukti yang ada adalah benar. Tidak ada bantahan dari saya selaku pelaku utama dari peristiwa ini."  Mata Seokjin terbelalak kaget, menatap Jungkook dengan pandangan sangat terkejut, seluruh pengunjung dan lautan manusia itu dihebohkan dengan peng...

Pengakuan Jungkook

 Jungkook memeluk kedua lututnya di kamar nya. Lepas dia dibebaskan karena belum ada bukti untuk menahan dirinya, ia lebih banyak mengurung diri dikamar. Taehyung tak banyak mengobrol dengan dirinya. Jujur Taehyung masih syok, jika Jungkook terbukti bersalah atas tuduhan yang di layangkan Seokjin, dirinya benar-benar tak lagi bisa hidup di dunia.  Sudah ditinggal orang yang ia cintai, sekarang ditipu pula oleh orang yang membuat ia bisa kembali merasakan cinta. "Kita harus ngobrol, Taehyung" Jungkook membuka suara saat Taehyung masih bergelut dengan pikirannya. Taehyung memang tidak sedang marah, tapi ia hanya enggan untuk mengobrol bersama Jungkook, untuk saat ini. "Bisa lain kali saja? Aku bener-bener capek, jungkook" jawab Taehyung. "Aku terpaksa ngelakuin ini, karena bunda kamu yang suruh" Jungkook membuka suara. Taehyung melirik Jungkook, "Maksud kamu?" Tangan Jungkook bergetar hebat, "Seokjin jujur. Aku yang bohong. Ini semua karena ib...

Persidangan pertama

 Sidang kasus pencemaran nama baik yang di ajukan Seokjin dalam hitungan menit akan segera dilaksanakan. Sidang dilakukan secara terbuka dan para wartawan juga para hadirin yang ingin menonton turut hadir menyaksikan sidang ini. Seokjin ditemani Namjoon di ruang tunggu hanya terus bisa memejamkan mata sambil menghela nafas terus menerus. Tangannya berkeringat dan Namjoon tanpa henti membantu Seokjin menyeka keringat Seokjin dengan tisu yang disediakan.  Yoongi, selaku saksi mata berdiri agak jauh dari Seokjin untuk memberi nya space bersama Namjoon. Yoongi tau, Seokjin jika sedang panik tidak bisa bertemu atau mengobrol dengan banyak orang. Jimin dan ke tiga pengacara lainnya datang ke ruangan Seokjin dan mempersilahkan Seokjin juga Namjoon untuk masuk ke dalam ruang persidangan. "Sayang, aku lihat kamu dari kursi penonton ya? Semangat, tomato. You can beat them" ujar Namjoon sambil menangkup pipi Seokjin dan mengecup dahi Seokjin. Seokjin mengangguk dan memeluk Namjoon sebel...

Keluarga

Seperti biasa, dipagi hari Seokjin bangun lebih awal. Namjoon sudah kembali dari dinasnya dan ikut menginap dirumah Seokjin. Setelah hani tertidur di kamar, Namjoon dan Seokjin mengobrol di ruang tengah sambil memakan tacos dan tiba-tiba Namjoon menjepit tubuh Seokjin sambil mencium wajah Seokjin. "Sayang, aku kangen kamu, Boleh ya?" tanya Namjoon. Seokjin mengangguk kecil, "Nghh, boleh sayang. Aku juga kangen." ucapnya agak mendesah sedikit saat Namjoon mencium telinga Seokjin. Keduanya pun melakukan hubungan badan di ruang tengah tak lama setelah itu. Seperti biasa, Namjoon selalu menyimpan bekas kegiatannya semalam di leher Seokjin. Seokjin padahal sudah mewanti-wanti Namjoon untuk tidak sembarangan menaruh bekas pergumulan mereka namun itulah Namjoon, enggan untuk peduli. Lagipula, Seokjinnya terlihat sangat seksi dengan bekas memerah yang dia perbuat. "Papa good morning" sapa Hani keluar dari kamar dan memeluk Seokjin. Seokjin memeluk balik gadis keci...

Mantan Pacar

Pagi itu Seokjin bangun menggeliat di kasurnya. Ia melirik ke arah sampingnya dan melihat Hani masih tertidur pulas sambil menghisap jempolnya seperti anak kecil. Seokjin tersenyum kecil lalu mengecup pipi dan dahi gadis itu sambil bergumam, "morning my pumpkin" katanya lalu beranjak dari tempat tidur untuk membuat sarapan.  Kemarin malam Seokjin sempat video call bersama Namjoon dan membahas apa yang Yoongi sampaikan kepada Seokjin. Namjoon setuju soal bodyguard untuk Seokjin selama Namjoon tak ada dan menyuruh Seokjin untuk tidak perlu menyekolahkan Hani selama dirinya tak ada dengan alasan keamanan. Seokjin pun tidak banyak menolak dan protes karena Seokjin sadar, dirinya sedang tidak Baik-baik saja apalagi Jungkook maupun Taehyung bisa berbuat apa saja, kapan saja, dan dimana saja jika nekat bertemu Seokjin. Kebiasaan Seokjin selagi memasak dirumah adalah menyetel lagu kesukaannya. Tapi lagu kesukaannya mostly lagu anak-anak. Entah kenapa, tapi Seokjin pikir karena lagu a...

Pertemuan

 Malam kemarin, Hani tidur di tengah Namjoon dan Seokjin. Seokjin mengusap rambut Hani yang sudah terlelap sambil tersenyum, Namjoon melirik kearah Seokjin yang sedang berinteraksi dengan anak kandungnya itu. "Seokjin, terimakasih sudah menerima kehadiran Hani. Hani tidak pernah seperti ini sebelumnya. Bahkan tingkah manja nya tidak pernah ia lakukan kepada aku maupun mantan istri. Dia baru bertingkah seperti ini setelah ada kamu" ujar Namjoon sambil mengubah posisi rebahannya ke arah Seokjin sambil pipinya bertumpu pada tangan sebelah kanannya. Seokjin mengangguk, "Aku lah yang berterimakasih pada gadis kecil ini. Karena dia, aku bisa bertemu kamu. Dia gadis yang lucu, aku menyukainya. Aku sangat menyayanginya" ujar Seokjin lalu ia mengecup dahi Hani dan si empunya menggeliat nyaman lalu memeluk Seokjin dengan reflek. Seokjin terkekeh lalu menepuk punggung dan pantat Hani agar gadis itu tidur dengan nyaman. "Seokjin, aku ingin dicium juga" Seokjin menatap...

First Date

Namjoon dan Seokjin duduk di sebuah kedai outdoor di puncak lembah dengan pemandangan lampu kota yang menyala terang. Sudah hampir dua jam keduanya duduk berdampingan dengan tangan Namjoon yang menggenggam tangan Seokjin yang lebih mungil darinya dan Seokjin yang bersandar di bahu Namjoon.  Seokjin bercerita mengenai masa lalunya bersama Taehyung begitupula dengan Jungkook kepada Namjoon yang penasaran kenapa orang itu sangat membenci Seokjin. Merasa sudah mengerti dengan keadaannya, Namjoon menyuruh Seokjin berhenti bercerita karena takut membuka lama Seokjin. "Tapi aku udah nggak ada rasa kok sama dia, itu cuma bagian masa lalu" ujar Seokjin sambil mengadah kearah wajah Namjoon. Namjoon mengangguk lalu mengusap pipi Seokjin, "Aku percaya, tomato." Jawabnya. Seokjin tersenyum, "Kenapa aku dipanggil tomato?" tanyanya. "Kamu lucu kalau lagi malu, wajahnya langsung merah kaya tomat. Telinganya juga" jawab Namjoon, dan Seokjin sukses dibuat malu. ...

Pulang

 Seokjin baru saja menyelesaikan makan malamnya dirumah dinas Namjoon bersama dengan Hani. Namjoon melarangnya membersihkan alat makan yang kotor dan Hani memaksa Seokjin untuk menemaninya tidur sebelum Seokjin pulang kerumah. Sejujurnya Seokjin merasa sangat tidak enak, padahal dirinya bukan siapa-siapa, setidaknya untuk sekarang. Tapi ia merasa Hani menganggapnya lebih dari seorang paman. Setelah dirasa Hani sudah terlelap dari tidurnya, Seokjin keluar dari kamar Hani dan Namjoon ada di ruang tengah sambil menatap layar laptopnya yang menampilkan grafik dari pekerjaannya. Seokjin tidak mengerti, dan enggan untuk bertanya juga.  Namjoon terdistrack dengan langkah kaki Seokjin yang mendekat lalu menyuruhnya duduk di sampingnya, "Baru kali ini, saya melihat hani seperti itu." ujar Namjoon. Seokjin hanya tersenyum sambil memainkan ibu jarinya, canggung. "Uhm, tidak apa-apa kok. Aku juga tidak keberatan. Namjoon sedang sibuk?" Seokjin bertanya pada lelaki yang ada disa...

First meet

 "Daddy!" ucap riang sang gadis kecil saat Namjoon masuk ke pintu toko boneka itu. Seokjin sengaja menutup tokonya lebih cepat dan memulangkan karyawannya terlebih dahulu. Ia berdiri dibelakang mesin kasir hanya tersenyum kecil melihat Hani yang berlari antusias dan langsung meminta gendongan kepada sang ayah. "Good to see you in here, darling. Sudah merasa enak?" tanya Namjoon sambil menggesekkan hidungnya ke hidung Hani. Hani mengangguk kecil, "Feel better because Paman Seokjin!" jawabnya. Namjoon mengalihkan pandangannya pada Seokjin yang juga langsung menatap sang menteri perikanan itu. "Good evening, Seokjin. Maaf sudah merepotkan" sapa Namjoon. Seokjin terbahak, "Sir, daripada memilih kata maaf untuk sebuah sapaan, aku lebih suka ucapan terimakasih. Maaf itu kata-kata bagi orang yang menyesal, tapi Terimakasih adalah kata-kata bagi orang yang bersyukur" Namjoon menggaruk pipinya, tengsin. "Baiklah, Terimakasih Seokjin" b...

Hani

tw! broken home  "Hai, kamu hani kan?" tanya Seokjin melambaikan tangannya pada anak kecil yang baru saja masuk ke tokonya dengan wajah yang masam. Senyum tipisnya tergurat di wajah Hani dan gadis kecil itu langsung menghampiri Seokjin dan memegang tangan Seokjin untuk digandeng. Seokjin mengerjap, ia menatap para bodyguard yang ada di depan toko, seakan tau dengan isyarat mata Seokjin, bodyguard itu keluar dari toko dan berdiri di luar menunggu putri semata wayang dari atasannya itu. "Hey pumpkin, are you alright?" tanya Seokjin lagi. Seokjin membawa Hani ke ruang kerja nya yang tidak seluas ruang kerja Namjoon. Seokjin hanya reflek memanggil Hani dengan sebutan pumpkin karena menurutnya itu lucu. Seokjin duduk di sofa lalu anak kecil itu menghamburkan pelukannya pada sang paman yang ia temui. "Okay, its oke to be not okay. but after you feel more better, can you tell me what happend?"  Hani mengangguk dan menangis dipelukan Seokjin, Seokjin hanya bisa me...