Pacaran itu apa?
Seokjin duduk di pinggiran kasur milih Hani sambil meminum coklat panas yang sudah dia siapkan untuk Hani dan dirinya juga beberapa potong kukis. Hani bersandar di sandaran kasur sambil memegang gelas mug nya dengan kedua tangannya. Ponselnya sudah ia berikan kepada Seokjin agar Seokjin bisa membaca pesan yang dikirimkan dari Soobin kepadanya.
Seokjin mengangguk lalu tersenyum, ia menaruh gelasnya di atas nakas lalu pergi mengelus rambut hani, "Hani suka nggak sama Soobin ini?" tanya Seokjin.
Hani hanya mengangguk kecil, "Soobin kan temen hani, hani harus sayang sama dia, pa." Jawabnya kecil.
"Hmmm.. okay papa paham. Tapi hani pernah merasa nggak sebel sama Soobin kalau Soobin deket sama orang lain selain hani?" tanya Seokjin lagi. Hani hanya menggeleng kecil, "Kenapa harus sebel pa? kan setiap orang harus berteman. Hani malah seneng kalau Soobin banyak temen, jadinya Hani juga temennya banyak" timpal nya.
Ah, anaknya ini memang belum mengerti cinta. "Emangnya pacaran itu kaya gimana sih pa? Hani nggak ngerti. Bedanya sama temenan itu apa?" Hani lalu memeluk papanya lalu tiduran di paha Papanya dengan posisi wajahnya terbenam di perut Seokjin.
Seokjin menunduk sambil mengusap-usap rambut dan pipi hani, "Hani inget gak waktu papa sama daddy belum nikah? Daddy suka samperin papa terus sayang-sayangin papa, habis itu Daddy ajak papa jalan-jalan berdua, gandengan tangan, ngobrol berdua. Saling sayang"
Hani hanya melirik papa nya sambil mengedipkan matanya beberapa kali, "Tapi nanti kalau pacaran sama Soobin, Hani takut papa hilang, nanti papa nggak sayang lagi sama Hani" gumamnya dengan bibirnya yang mengerucut.
Seokjin terbahak kecil, "Hahaha, lucu kamu, pumpkin. Mana pernah papa gak sayang sama kamu. Kamu kan anak papa satu-satunya yang papa sayangin banget. Justru papa seneng kalau hani bisa bagi rasa sayang Hani ke orang yang sayang sama Hani. Soobin itu baik loh sama Hani, dia bawa kucingnya kesini biar ketemu sama bulbul. Bulbul juga suka kan"
Hani malah menangis sambil memeluk perut Seokjin dengan erat dan Seokjin pun mengerjap, "Kok malah nangis, pumpkin? Kenapa?" tanya Seokjin sedikit panik.
"Boleh nggak Hani nggak pacaran dulu, pa? Hani belum siap lepasin pelukan papa terus peluk orang lain. Hani masih ingin sayang banyak-banyak sama papa, Hani nggak mau jauh dari papa dulu, Hani masih ingin main keluar sama papa" Hani bangun dari tidurnya dan memeluk papanya erat. Seokjin melingkarkan pelukannya pada tubuh Hani lalu tersenyum tipis.
"Boleh sayang, kan itu semua keputusan Hani. Tapi inget, harus ngomong sama Soobin nya baik-baik ya. Jangan sampai nyakitin hati Soobin. Bilang sama Soobin, hani belum siap pacaran. Hani belum ngerti pacaran. Kalau Hani ngomongnya baik-baik, Soobin pasti ngerti kok sayang"
Seokjin lalu menangkup pipi Hani lalu mengecup dahi, pipi dan bibir Hani. "Anak papa bebas memilih. Papa nggak akan larang, selagi hani nyaman sama kehidupan Hani, Papa akan selalu dukung apapun keputusan Hani. Jadi Hani nggak usah nangis" ujar Seokjin. Hani menyingsringkan ingusnya lalu menyandarkan dahinya di bahu Seokjin,
"Hani sayang papa"
"Papa juga sayang hani"
"Makasih Papa udah denger cerita Hani, Hani mau tidur" ujar Hani lalu menidurkan tubuhnya ke atas bantal. Seokjin ikut merebahkan tubuhnya di samping Hani sambil menepuk-nepuk tubuh Hani.
"Papa temenin sampai hani tidur nyenyak, ya? Selamat tidur sayang, mimpi indah ya" Seokjin mengecup pucuk rambut anaknya dan Hani mendekatkan tubuhnya ke pelukan papanya.
"Good night, papa. Love you"
Komentar
Posting Komentar