Pertemuan

 Malam kemarin, Hani tidur di tengah Namjoon dan Seokjin. Seokjin mengusap rambut Hani yang sudah terlelap sambil tersenyum, Namjoon melirik kearah Seokjin yang sedang berinteraksi dengan anak kandungnya itu. "Seokjin, terimakasih sudah menerima kehadiran Hani. Hani tidak pernah seperti ini sebelumnya. Bahkan tingkah manja nya tidak pernah ia lakukan kepada aku maupun mantan istri. Dia baru bertingkah seperti ini setelah ada kamu" ujar Namjoon sambil mengubah posisi rebahannya ke arah Seokjin sambil pipinya bertumpu pada tangan sebelah kanannya.

Seokjin mengangguk, "Aku lah yang berterimakasih pada gadis kecil ini. Karena dia, aku bisa bertemu kamu. Dia gadis yang lucu, aku menyukainya. Aku sangat menyayanginya" ujar Seokjin lalu ia mengecup dahi Hani dan si empunya menggeliat nyaman lalu memeluk Seokjin dengan reflek. Seokjin terkekeh lalu menepuk punggung dan pantat Hani agar gadis itu tidur dengan nyaman.

"Seokjin, aku ingin dicium juga"

Seokjin menatap Namjoon lalu memajukan bibirnya, "Aku gak bisa gerak sayang, Hani peluk aku nih.". Namjoon menghela nafas. Ia turun dari ranjangnya dan pergi ke sebrang kasurnya untuk bertemu Seokjin. Namjoon duduk di pinggir kasur lalu memeluk Seokjinnya juga.

"Ih kamu kok sama anak sendiri nggak mau ada kalahnya, dasar" kekeh Seokjin dan Namjoon menciumi seluruh wajah Seokjin dan enggan untuk melepasnya. "Ah cium aja kurang, maunya yang lain aja" ujar Namjoon sambil meraba-raba tubuh Seokjin dan Seokjin langsung menepis tangan cabul itu sambil berdecak kecil,

"Anak kamu ini lagi disini lho, bapak menteri yang terhormat. Kalau dia bangun terus liat daddynya lagi slebew sama Papanya bisa sawan dia. Kapan-kapan lagi. Aku nggak mau Hani bangun karena daddynya 'lapar'" 

Namjoon mengerucutkan bibirnya, "Tomato...." sambil tetap mendusel wajah Seokjin dan sesekali mengigit telinga Seokjin bahkan mencium pipi Seokjin dengan basah. "No, sayang. Next time aja ya? Aku ngga mau ganggu euforia nya Hani. Dia very excited since im here dan aku ngga mau rusak mood nya sayang. we can do that next time but now, Kesenangan Hani nomer satu" tolak Seokjin halus lalu ia mengelus wajah Namjoon.

Namjoon mengangguk, "Okay, tomato. Tapi aku mau cium sampai puas". Seokjin mengangguk kecil lalu terkekeh, "God, my big daddy so clingy" gumamnya dan malam itu Namjoon benar-benar melahap habis bibir Seokjin.



Paginya, Seokjin bangun sangat awal dan memasak sarapan serta bekal makan untuk Hani dengan bahan seadanya di dapur Namjoon. Lelaki ini benar-benar perlu diingatkan untuk mengisi lemari kulkasnya agar suatu saat jika Seokjin memasak disini, ia tak perlu kebingungan untuk mencari bahan masakannya. 

Namjoon menyusul Seokjin bangun dari tidurnya dan langsung memeluk Seokjin dari belakang tubuh Seokjin yang sedang sibuk memasak lalu menenggelamkan wajahnya di leher Seokjin sambil terpejam. "Good morning, tomato. Pagi sekali bangunnya" ujar Namjoon dengan suara yang masih mengantuk.

Seokjin tersenyum sambil sedikit menengok kearah Namjoon dan mengecup pucuk kepala sang kekasih lalu kembali fokus memasak, "Morning too, sayang. Maaf aku kacaukan dapurnya." 

Namjoon menggeleng kecil, "No problem tomato, this kitchen will be your kitchen too. Pakailah sesukamu" ujarnya. Seokjin tersenyum lalu ia memutar badannya dan menangkup wajah Namjoon lalu mengecup bibir Namjoon singkat.

"Mau kopi?" tanyanya. Namjoon mengangguk, "Make me one, with one teaspoon of sugar. Aku tidak butuh yang terlalu manis pagi ini, karena kekasihku sudah sangat manis. Aku bisa diabetes nanti" kata Namjoon sambil mengeratkan pelukannya pada pinggang Seokjin.

Seokjin terkekeh kecil, "Kamu penggombal kelas kakap. Sudah sana duduk di meja makan, atau bangunkan Hani. Aku mau tata makanan ini dan membuat kopi untukmu juga susu untuk hani" kata Seokjin sambil menjawil bibir Namjoon dengan gemas.

Namjoon mengangguk dan mencuri kecupan lagi pada Seokjin sebelum beranjak, "Siap sayang!" katanya dan pergi ke kamar untuk membangunkan Hani.

Setelah sarapan dan bersiap untuk melanjutkan aktifitas, Namjoon dan Seokjin mengantar Hani ke sekolah lalu berpamitan kepada Hani yang melambaikan tangannya pada Namjoon dan Seokjin lalu masuk ke dalam sekolah untuk belajar. Namjoon lalu menatap Seokjin, "Siap bertemu dengan temanmu?" tanyanya. Seokjin mengangguk, "temani aku" katanya. Namjoon tersenyum lalu mengelus rambut Seokjin dengan sayang, " I will , tomato. So lets go"


Kini Namjoon maupun Seokjin sudah duduk di depan Yoongi dan Jimin dengan segala berkasnya. Jimin meminta Seokjin untuk membaca seluruh tuntutannya sebelum resmi ia laporkan ke polisi untuk dibawa ke meja hijau. Berikut dengan beberapa bukti dan Jimin juga menjelaskan tentang beberapa pasal dan konsekuensi tentang surat laporan ini.

Namjoon mengangguk paham dan Seokjin hanya mengangguk mengiyakan. 

"Ini kalau menang, Taehyung maupun Jungkook bisa dihukum minimal 15 tahun penjara dan membayar total kerugian sosial minimal 450 juta. Anaknya akan di asuh oleh orang tua pengasuh atau diserahkan kembali ke yayasan tempat mereka mengadopsi anak itu" ujar Jimin sambil memperlihatkan layar tabnya.

Seokjin mengerjap, "Lalu apakah diriku terjamin keamanannya apabila mereka terbebas dari masa hukuman? bisa jadi mereka masih punya dendam dan bahkan berencana untuk membunuh kemungkinan terburuknya" ujar Seokjin. Jimin menggeleng,

"Tidak, Seokjin. Mereka akan dipantau dan menandatangani surat untuk tidak akan pernah lagi bertemu atau menemui kamu. Kalaupun memang secara tidak sengaja bertemu, mereka akan dipaksa untuk pura-pura tidak mengenal kamu"

Seokjin menghela nafas lega. "Huft, baiklah aku mengerti"

"Andai taehyung nggak kaya gitu, lo juga pasti ga akan bertindak gini kan, jin?" celetuk Yoongi. Seokjin tersenyum tipis dan mengangguk, "Ini bukan pertemuan yang gue mau saat gue ketemu lagi sama Taehyung. Dia buat gue terpaksa melakukan ini. Karena gue udah muak sama perkataanya" 

Namjoon mengelus punggung Seokjin sambil berusaha menguatkan sang pujaan hati. "then, kapan persidangan pertama bisa dilaksanakan?" tanya Namjoon. Jimin mengangguk, "Seminggu setelah kita mengajukan permohonan dan saksi serta bukti sudah cukup kuat untuk maju di persidangan, persidangan bisa dimulai. Semoga tersangka tidak kabur saat sebelum sidang dimulai" 

Namjoon mengangguk dan Seokjin terdiam. "You okay?" tanya Namjoon pada Seokjin. Seokjin mengedipkan matanya lalu mengangguk, "Im okay, sayang. Aku hanya belum bisa sepenuhnya siap dengan kondisi ini"

"Baiklah, kalau begitu mohon kerjasama dan kerja kerasnya Jimin-ssi, Yoongi-ssi. Saya titipkan kasus ini kepada kalian. Jika dalam kasus ini membutuhkan sesuatu hubungi saya saja. Saya siap melakukan apapun untuk keadilan Seokjin" Namjoon memberikan kartu namanya kepada Jimin maupun Yoongi lalu berdiri untuk bergegas pergi ke kantor.

"Loh iya yoongi anjir lu gak kerja?" tanya Seokjin. Yoongi hanya berujar, "Lah bos gue aja ada disini, nyantai aja kali" jawab Yoongi sambil menunjuk kearah Namjoon dan Namjoon seketika mengernyitkan dahinya.

"Kamu bawahan saya?" tanya Namjoon.

"Lah si bapak, memangnya yang pakai baju dinas warna biru ngejreng ini siapa aja kalau bukan bawahan dan staff staff bapak di kantor? Saya Min Yoongi bagian akuntan dan perpajakan" ujar Yoongi lalu mengajak Namjoon untuk bersalaman. Namjoon menggenggam tangan Yoongi balik dan bersalaman padanya,

"Kim Namjoon. Maaf saya tidak mengenal banyak staff di kantor saya" ujar Namjoon.

Seokjin lalu menepuk pundak Namjoon, "Lain kali saja ya perkenalannya. Namjoon, kamu harus kerja hari ini. kerjaan kamu sudah banyak tertinggal gara-gara kemarin. Ayo cepat jalan! Yoongi-ah, Jimin-ah! Terimakasih yaaa!" Seokjin mendorong kecil tubuh Namjoon dan bergegas keluar dari ruangan Jimin.

"Seokjin hoki banget yang, dapetnya langsung bos kamu" celetuk Jimin lalu Yoongi hanya melipatkan tangannya diatas dada, "Oh kamu mau juga sama si Namjoon itu?" tanya Yoongi ketus dan Jimin berdecak,

"Ish kamu mah apaan orang bahasnya apa, yang di jawab apa. Cemburuan banget"

"Emang, mending sekarang lepas celana kamu, aku mau silaturahmi kelamin"

"Nggak, aku mau ke kantor polisi sama pengadilan ngurus laporan Seokjin!"

"5 menit doang yang"

Jimin menyubit lengan Yoongi lalu mengecup bibir Yoongi, "Dah sayang, aku pergi dulu. kamu juga berangkat kerja sana. Bos kamu udah berangkat duluan tuh!" ujarnya dan meninggalkan Yoongi di ruangan itu sendirian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hani

Pengakuan Jungkook

First meet